Yamaha Sunday Race 2025 digelar pada 13–15 Juni di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Menjelang gelaran resmi, Kompas.com mendapat kesempatan menjajal sejumlah motor sport Yamaha langsung di lintasan sepanjang 4,3 km tersebut. Salah satu model yang dicoba adalah YZF-R15.
Sebagai motor sport entry-level, R15 dikenal sebagai model yang ramah untuk pengendara pemula. Meski tidak seagresif kakaknya, R25, motor ini menawarkan pengalaman berkendara yang tetap menyenangkan, bahkan di sirkuit yang menuntut seperti Mandalika.
Kompas.com mendapat kesempatan menjajal Yamaha R15di Sirkuit Mandalika.Selama tiga putaran penuh, R15 terasa ringan, mudah diajak menikung, dan cukup lincah saat diajak berpindah jalur di tikungan cepat.
Motor ini memberi kepercayaan diri, terutama bagi pengendara yang belum terbiasa dengan lintasan balap.
R15 tampil dengan desain agresif khas keluarga R-Series. Wajah depannya mengadopsi DNA motor besar Yamaha seperti YZR-M1 dan YZF-R1, dengan M-Shaped Intake Duct, lampu LED projector, dan posisi lampu ganda yang mempertegas tampilan sporty.
Panel instrumen sudah digital penuh, berkonsep smart cockpit seperti pada R1, menyajikan informasi dengan tampilan yang modern dan mudah dibaca.
Yamaha R15di Sirkuit Mandalika.Namun, posisi berkendara R15 memang lebih menunduk dibanding R25. Untuk di sirkuit, posisi ini justru membantu pengendara mengurangi hambatan angin tanpa perlu terlalu banyak usaha saat memasuki trek lurus panjang.
Tapi untuk pemakaian harian, mungkin butuh waktu adaptasi, terutama jika belum terbiasa dengan postur sport full fairing.
R15 2025 dibekali mesin 155,09 cc SOHC, 4 katup berpendingin cairan, dengan teknologi Variable Valve Actuation (VVA). Tenaga maksimum yang dihasilkan mencapai 14,2 kW pada 10.000 rpm dan torsi puncak 14,7 Nm pada 8.500 rpm.
Transmisi 6-percepatan dilengkapi Assist & Slipper Clutch yang membuat perpindahan gigi terasa ringan dan halus, terutama saat menurunkan gigi di tikungan.
Pada varian tertinggi, R15 juga sudah dibekali Quick Shifter, memungkinkan perpindahan gigi ke atas tanpa perlu menekan tuas kopling, yang membantu saat ingin menjaga momentum di trek lurus.
Suspensi depan tipe upside down dan monoshock di belakang cukup mumpuni meredam guncangan dan menjaga kestabilan saat menikung.
