×
InUncategorized
Wacana pengemudi ojol jadi pekerja tetap ditolak aplikator.

Lihat Foto

ojek online (ojol) memang menjadi solusi untuk kebutuhan transportasi jarak dekat.

Namun, ada saja kejadian kurang menguntungkan yang dialami penumpang akibat perilaku pengemudi yang kurang baik, seperti melawan arah atau bersenggolan dengan pengguna jalan lainnya.

Ketika terjadi kecelakaan, penumpang ojol tentu mengalami kerugian, baik berupa luka fisik maupun waktu yang terbuang.

Mantan Kepala Bea dan Cukai Purwakarta, Rahmady Effendi Hutahaean berlari kecil hingga naik ojek online yang belum dipesan demi menghindari kejaran wartawan, Senin (20/5/2024).KOMPAS.com/Syakirun Ni’am Mantan Kepala Bea dan Cukai Purwakarta, Rahmady Effendi Hutahaean berlari kecil hingga naik ojek online yang belum dipesan demi menghindari kejaran wartawan, Senin (20/5/2024).

Oleh karena itu, sebelum menaiki ojol, penumpang berhak untuk memilih dan memutuskan apakah akan naik atau tidak.

Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion Wahana, mengatakan bahwa jika penumpang merasa ragu ketika melihat pengendara ojol yang kurang meyakinkan, mereka bisa menolak dengan sopan. “Misal driver yang akan membawa kita terlihat lelah, sebaiknya dibatalkan saja daripada nanti terjadi hal yang tidak diinginkan saat di jalan,” kata Agus kepada Kompas.com, Senin (12/5/2025).

Agus menjelaskan bahwa kecelakaan memang tidak bisa diduga, tetapi penumpang bisa mengantisipasi sejak awal.

Jika sudah telanjur naik dan pengemudi menunjukkan perilaku yang kurang baik, penumpang berhak menegur pengendara tersebut.

Pastikan juga untuk memakai helm yang layak demi keselamatan di jalan. “Sebagai konsumen, kita juga harus merasa aman saat menggunakan jasa ojek online. Jangan sampai karena kelalaian kita justru membuat celaka, seperti menolak memakai helm atau tidak menegur ojek saat melawan arah,” kata Agus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Author

admin@gmail.com