×
InUncategorized
Berkendara motor matik

Lihat Foto

Motor matik dengan sistem transmisi Continuously Variable Transmission (CVT) memang nyaman dan mudah digunakan untuk mobilitas harian, terutama di kawasan perkotaan.

Namun, tidak sedikit pemilik motor matik bertransmisi CVT yang menggunakannya untuk melintasi tanjakan, dan kehilangan performa ngempos atau kehilangan tenaga saat menanjak.

Andre, Pemilik Workshop Dhinata Jaya Garage, Wonogiri, Jawa Tengah mengatakan, tenaga motor matik CVT ngempos saat di tanjakan bisa disebabkan karena ada kebocoran.

“Itu bisa karena seal kruk as atau seal pully bocor terus mengenai kampas ganda sama v-belt dan akhirnya menimbulkan slip atau loyo,” kata Andre kepada Kompas.com, belum lama ini.

Pemudik pesepeda motor saat melintasi Tanjakan Tarahan, Lampung Selatan, Rabu (3/4/2025).KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Pemudik pesepeda motor saat melintasi Tanjakan Tarahan, Lampung Selatan, Rabu (3/4/2025).

Jika terjadi kebocoran oli dan mengenai kampas ganda, daya cengkeram kampas akan menurun karena gesekan yang seharusnya terbentuk menjadi berkurang, sehingga kinerja kopling otomatis tidak optimal.

Jika ditemukan masalah pada kampas ganda atau V-belt, sebaiknya segera lakukan penggantian komponen yang aus atau rusak.

Apabila dibiarkan, kerusakan bisa semakin parah dan berujung pada kerusakan yang lebih serius serta biaya perbaikan yang lebih mahal.

“Agar tidak terlambat ditangani, sebaiknya pemilik rutin melakukan servis atau pemeriksaan berkala,” ujar Andre.

Sementara itu, Purnomo, pemilik bengkel Tamaro Motor, mengatakan, masalah ini bisa diatasi dengan beberapa penyesuaian ringan pada motor matik, tanpa harus mengubah mesin secara ekstrem.

“Masalah ngempos di tanjakan itu biasanya karena tarikan bawah motor kurang responsif. Bisa diakali dengan mengganti roller CVT yang lebih ringan atau per CVT yang lebih keras. Tujuannya supaya putaran mesin bisa langsung menggerakkan roda tanpa jeda terlalu lama,” kata Purnomo kepada Kompas.com.

Purnomo menjelaskan, mengganti roller standar dengan yang lebih ringan, misalnya dari 10 gram menjadi 8 atau 9 gram, memungkinkan mesin mencapai putaran tinggi lebih cepat, sehingga respons tenaga saat menghadapi tanjakan menjadi lebih gesit.

Selain itu, per CVT yang lebih keras juga membantu menjaga belt tetap menempel erat pada pulley, mencegah slip saat beban berat.

“Kalau mau yang lebih terasa efeknya, ganti juga kampas ganda dengan tipe yang daya cengkeramnya lebih kuat. Jadi saat gas dibuka, tenaga langsung tersalur ke roda, enggak telat,” ucap dia.

Namun, modifikasi ini harus disesuaikan kebutuhan karena jika terlalu ekstrem bisa bikin boros bensin atau mesin cepat panas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *