motor bekas menjadi solusi ekonomis bagi pengemudi ojek online (ojol) yang membutuhkan kendaraan tangguh dengan biaya perawatan terjangkau.
Dibanding motor baru, unit bekas yang tepat bisa langsung dipakai operasional tanpa perlu proses pemakaian awal (break-in), asalkan kondisinya masih prima.
Menurut Ivan, pengelola Babay Motor, dealer motor bekas di Jakarta Barat, sebagian besar pengemudi ojol mencari motor matik bekas dengan tahun produksi yang tidak terlalu tua, namun harga tetap bersahabat.
“Biasanya mereka cari motor yang irit, perawatannya gampang, dan suku cadangnya banyak. Honda BeAT, Vario 125, atau Yamaha Mio M3 masih jadi favorit,” kata Ivan kepada Kompas.com, Rabu (7/5/2025).
Ivan menjelaskan, kriteria utama motor bekas yang ideal untuk ojol adalah konsumsi bahan bakar irit, bodi ringkas, dan mesin bandel. Hal ini penting mengingat motor akan digunakan intensif setiap hari, bahkan bisa menempuh jarak hingga 100 km lebih.

“Mesin jangan yang rewel. Pilih juga yang suspensinya empuk dan remnya pakem, karena ini buat kerja. Jangan sampai malah bolak-balik bengkel,” ujarnya.
Selain itu, menurut Ivan, motor dengan sistem injeksi lebih disukai karena lebih hemat BBM dan biaya perawatan juga relatif lebih rendah dibanding karburator. Namun, kondisi kelistrikan dan bodi juga tetap harus diperhatikan sebelum transaksi.
“Kalau motornya bekas ojol, biasanya sudah tinggi kilometer-nya. Tapi masih oke kalau riwayat servisnya jelas dan nggak bekas tabrakan. Itu penting dicek,” kata Ivan.
Ia juga menyarankan pembeli untuk tidak tergiur harga terlalu murah, karena bisa jadi unit tersebut menyimpan banyak PR. Pemeriksaan menyeluruh di bagian mesin, rangka, dan dokumen kendaraan sangat disarankan sebelum deal.
“Kalau beli buat kerja, jangan spekulasi. Lebih baik keluar uang sedikit lebih banyak asal dapat motor yang benar-benar siap pakai,” ujarnya.