
motor telah menjadi alat transportasi yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kemudahan dan fleksibilitasnya dalam menunjang aktivitas sehari-hari.
Namun demikian, di balik kemudahan yang ditawarkan, terdapat bahaya yang sangat fatal. Bahkan, berdasarkan data Korlantas Polri pada Maret 2025, jumlah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor masih tergolong tinggi, mencapai 6.456 kejadian setiap hari.
Karena itu, selain penting memahami aturan lalu lintas dan teknik berkendara, pengguna motor juga dituntut untuk menjaga etika di jalan.
Salah satu hal yang paling mendasar adalah memahami teknik pengereman yang efektif guna menghindari risiko kecelakaan di jalan raya.

“Seorang pengendara yang baik dapat dilihat dari kemampuannya mengendalikan sepeda motor dalam berbagai kondisi tanpa membahayakan diri sendiri maupun lingkungan sekitar,” ujar Safety Riding Development Section Head PT Daya Adicipta Motora (DAM), Ludhy Kusuma, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, ketika dihadapkan pada potensi bahaya mendadak, dibutuhkan keputusan yang cepat dan tepat untuk menghindari kecelakaan.
Pasalnya, semakin tinggi kecepatan motor yang dikendarai, semakin cepat pula reaksi yang dibutuhkan untuk menghindari risiko.
“Namun reaksi tersebut harus selalu didukung dengan teknik berkendara yang benar agar tidak menimbulkan bahaya,” katanya.
Saat menghadapi bahaya di depan, pengendara membutuhkan waktu untuk mengambil keputusan yang tepat. Semakin lama waktu berpikir, semakin panjang pula jarak yang dibutuhkan sebelum mengambil tindakan.

Jika keputusan yang diambil adalah mengerem, maka ada jarak yang harus diperhitungkan. Pengoperasian rem yang efektif akan menghasilkan jarak pengereman yang lebih pendek, sedangkan teknik pengereman yang kurang tepat justru bisa memperpanjang jarak pengereman dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Teknik dasar pengereman yang baik adalah menggunakan rem depan dan belakang secara bersamaan. Pada jalanan kering dan tidak berpasir, rem depan dapat digunakan dengan porsi yang lebih besar.
Namun, saat melintasi jalan basah atau berpasir, porsi rem depan perlu dikurangi untuk menghindari risiko tergelincir.
“Langkah pertama dalam pengereman adalah menutup gas sepenuhnya, kemudian menarik rem depan dan belakang secara bersamaan menggunakan empat jari, terutama jika menggunakan motor tipe matik. Untuk motor tipe sport atau bebek, pengereman dilakukan dengan menarik rem depan dan menginjak rem belakang,” jelas Ludhy.
Penggunaan empat jari pada rem depan bertujuan memberikan tekanan yang lebih kuat pada tuas rem, sehingga pengereman menjadi lebih efektif dan jaraknya lebih pendek. Saat berhenti, turunkan kaki kiri untuk menopang keseimbangan, dan tarik kopling jika menggunakan motor tipe sport agar mesin tidak mati.

Hindari menarik kopling saat pengereman berlangsung untuk mencegah hilangnya efek pengereman dari mesin (loss engine). Bantuan engine brake saat pengereman dapat meningkatkan efektivitas pengereman, terutama dalam situasi darurat.