
motor bekas bisa jadi pilihan tepat dan hemat, asalkan tahu cara memilih unitnya. Pasalnya, tak semua motor dijual dalam kondisi baik.
Setidaknya, ada beberapa kriteria motor bekas yang wajib menjadi perhatian konsumen sebelum membelinya.
Gio, pemilik bengkel dan showroom motor bekas Giovani Motor Cawas, Klaten mengatakan dalam membeli motor bekas, konsumen tak boleh buru-buru atau tertipu dengan tampilan luarnya saja.
“Calon pembeli motor bekas harus teliti memilih dalam beberapa hal, seperti riwayat kecelakaan, kebanjiran, perawatan dan pastikan bukan kendaraan bodong,” ucap Gio kepada Kompas.com, Kamis (22/5/2025).
Motor bekas kecelakaan parah sebaiknya dihindari karena perbaikannya lumayan banyak, dan belum tentu optimal.
“Hal itu dapat mengurangi kenyamanan motor saat dikendarai, seperti rangka tidak lurus, suspensi miring, setang tidak seimbang, dan sebagainya,” ucap Gio.
Untuk mengetahui motor bekas dengan kondisi tersebut, menurutnya, konsumen perlu memeriksa bagian rangka apakah ada bekas cat ulang atau pengelasan di area tertentu.
“Motor dengan kriteria tersebut perlu dihindari, karena unit cenderung sulit diperbaiki sempurna, rawan oleng, dan bisa cepat rusak kembali,” ucap Gio.
Selain bekas kecelakaan parah, motor bekas terendam banjir juga perlu dihindari karena ada potensi kerusakan cukup parah pada bagian kelistrikan dan kesehatan sasis dalam jangka panjang.
“Air banjir kan bersifat korosif, sehingga ada potensi komponen dari bahan logam bakal keropos dalam jangka panjang, seperti rangka khususnya, selain itu banyak motor modern yang dilengkapi perangkat elektronik,” ucap Gio.

Kerusakan elektronik, seperti modul mesin, ABS, dan lainnya, menurut Gio, tidak selalu terlihat langsung, tapi muncul perlahan. Sehingga, bisa menjadi bom waktu bagi pemiliknya.
“Motor bodong memang lebih murah, tapi unit tanpa dilengkapi STNK dan BPKB yang sesuai juga perlu dihindari karena ditakutkan unit merupakan hasil curian, rawan disita polisi, dan susah dalam hal administrasi ke depannya,” ucap Gio.
Selanjutnya, Gio mengatakan, calon pembeli sebaiknya menghindari motor bekas yang jarang dirawat. Kondisi tersebut akan membuat pemilik selanjutnya mengeluarkan banyak dana untuk perbaikan.

“Misal, oli jarang diganti, hal itu cenderung membuat suara mesin menjadi lebih kasar karena beberapa komponen aus, dampaknya umur komponen menjadi lebih pendek, dan biaya perbaikan bisa membengkak,” ucap Gio.
Maka dari itu, saat membeli motor bekas, konsumen sebaiknya selalu mengecek fisik dan mesin secara langsung. Bisa juga mengajak tenaga ahli, seperti montir terpercaya, untuk membantu pemeriksaan unit.