
menyalip dari kiri untuk menghindari kemacetan.
Meski terlihat praktis, kebiasaan ini sebenarnya menyimpan risiko tinggi, terutama karena pengemudi kendaraan lain sering kali tidak menyadari kehadiran motor di sisi kirinya.
Kurangnya kesadaran akan etika berkendara dapat berujung pada kecelakaan yang sebenarnya dapat dicegah.
Menurut Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati, menyalip dari kiri seharusnya menjadi pilihan terakhir dalam situasi darurat, bukan kebiasaan harian.
Pasalnya, sisi kiri mobil adalah salah satu area titik buta (blind spot) yang tidak terlihat melalui spion standar. “Menyalip dari kiri memang tidak dilarang dalam kondisi tertentu, seperti saat kendaraan di depan akan belok kanan. Tapi kalau dilakukan sembarangan, tanpa perhitungan jarak dan kecepatan, risikonya bisa sangat fatal,” kata Agus kepada Kompas.com, Selasa (20/5/2025).

Agus menambahkan bahwa banyak pengendara motor yang terlalu percaya diri untuk masuk di sela-sela sempit antara trotoar dan mobil, tanpa memperhitungkan kemungkinan kendaraan utama akan bermanuver ke kiri.
Bahkan dalam kondisi lalu lintas padat, pengemudi mobil bisa membuka pintu tiba-tiba atau menepi mendadak, yang dapat mengakibatkan tabrakan.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa menyalip dari kiri juga berpotensi mengganggu pejalan kaki yang melintas atau berdiri di trotoar.
Jika tidak berhati-hati, pengendara bisa membahayakan pengguna jalan lain, terutama di kawasan padat seperti perempatan, pasar, dan halte bus. “Etika berkendara itu bukan hanya soal sopan santun, tapi juga soal keselamatan. Kalau sudah paham risikonya, sebaiknya hindari menyalip dari kiri kecuali sangat terpaksa,” ujar Agus.
Sebagai solusi, Agus menyarankan pengendara motor untuk selalu menjaga jarak aman, menggunakan klakson seperlunya untuk memberi tanda, dan memperhatikan pergerakan kendaraan lain sebelum memutuskan menyalip, terutama dari sisi kiri. “Kalau kita sabar satu detik saja, bisa selamat berjam-jam di perjalanan. Berkendara bukan soal cepat, tapi soal selamat,” kata Agus.